Monday, April 28, 2014

Tuntutan Al-Quran dalam Ilmu Pengetahuan


Terjemahanya dan tafsiranya :
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan” (ayat 1). 
Dari suku kata pertama saja yaitu “bacalah”, telah terbuka kepentingan pertama dalam perkembangan agama ini selanjutnya. Nabi Muhammad disuruh untuk membaca wahyu yang akan diturunkan kepada beliau atas nama allah, tuhan yang telah menciptakan.

Iaitu
Menciptakan manusia dari segumpal darah” (ayat 2). 
Yaitu peringkat yang kedua sesudah nuthfah. Yaitu segumpal air yang telah berpadu dari mani si laki-laki dengan mani si perempuan yang setelah 40 hari lamanya, air itu akan menjelma menjadi segumpal darah dan dari segumpal darah itu kelak setelah 40 hari akan menjadi segumpal daging.

 “Bacalah, dan tuhanmu itu adalah maha mulia” (ayat 3).
 Setelah pada ayat pertama beliau menyuruh membaca dengan nama allah yang menciptakan manusia dari segumpal darah, diteruskan lagi menyuruh membaca diatas nama tuhan. Sedang nama tuhan yang selalu akan diambil jadi sandaran hidup itu ialah allah yang maha mulia, maha dermawan, maha kasih dan saying kepada mahluknya.
Dia yang mengajarkan dengan kalam” (ayat 4).
 Itulah istimewanya tuhan itu lagi. Itulah kemulianya yang tertinggi.Yaitu diajarkanya kepada manusia berbagai ilmu, dibukanya berbagai rahasia, diserahkanya berbagai kunci untuk pembuka perbendaharaan allah yaitu dengan qalam. Dengan pena disamping lidah untuk membaca, tuhanpun mentaksirkan pula bahwa dengan pena ilmu dapat dicatat.
Mengajari manusia apa-apa yang dia tidak tahu” (Ayat 5). 
Terlebih dahulu allah ta’ala mengajar manusia mempergunakan qalam. Sesudah dia pandai mempergunakan qalam itu banyaklah ilmu pengetahuan diberikan oleh allah kepadanya, sehingga dapat pula dicatat ilmu yang baru didapatnya itu dengan qalam yang sudah ada dalam tanganya.

Teknologi Radar dalam Al-Quran

Dan sungguh, telah kami berikan kepada Daud karunia dari Kami . (Kami berfirman), “ wahai gunung-gunung dan burung-burung ! Bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud, dan Kami telah melunakkan besi untuknya”. (QS. Saba :10)
Kami memberikan pemahaman kepada Sulaiman (tentang hukum-hukum yang lebih tepat). Dan kepada masing-masing kami berikan hikmah dan ilmu, dan Kami tundukan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan Kamilah yang melakukannya. (QS. Al-Anbiya: 79)
Maka Kami menundukkan angin kepadanya untuk berhembus dengan lembut, di mana pun ia diarahkan. (QS. Shad, 36)
Ayat-ayat di atas merujuk pada sifat-sifat mulia diberikan pada Nabi Daud as dan Sulaiman as . Mereka dianugerahi ilmu oleh Allah swt. Ilmu ini juga menjadi acuan untuk teknologi radar masa kini, yang bekerja dengan pantulan gelombang elektromagnetik.

Kata ” أوّبي ” dalam ayat QS. Saba ayat 10 ‘, diterjemahkan “kembali atau pengulangan suara,” mengingatkan gema berbasis teknologi radar.

Radar merupakan perangkat yang digunakan untuk menentukan lokasi, kecepatan dan arah benda bergerak atau diam, dan bekerja dengan merefleksikan gelombang mikro. Prinsip operasi dari radar beruang mirip dengan pantulan suara. Misalnya, seseorang berteriak di lembah atau gua, mendengar suaranya sendiri yang dipantulkan kembali kepadanya. Jika kita tahu bagaimana cepatnya perjalanan suara melalui udara, kita dapat menghitung jarak dan arah umum dari objek yang memantul.

Dalam sistem radar, sinyal energi elektromagnetik digunakan dalam berbagai cara yang sama. Sinyal dengan frekuensi gelombang mikro yang dipancarkan ke obyek dan kemudian kembali setelah dipantulkan olehnya. Bagian sinyal yang mengembalikan ke radar inilah yang disebut “gema.”

Perangkat radar menggunakan gema ini untuk menentukan arah dan jarak dari obyek untuk melakukan refleksi . Sejak menggunakan energi elektromagnetik, radio, televisi dan mata manusia memiliki kemiripan dekat dengan sistem radar, meskipun frekuensi mereka berbeda. Selain itu, radar menggunakan energi yang dipantulkan dikenal sebagai “gema,” daripada energi langsung dikirimkan sebagai sinyal. Sinyal yang terefleksi diubah menjadi nilai numerik oleh penerima radar dan dicatat sebagai data “Echo Store.” selanjutnya, data diolah dan dikonversi menjadi gambar.



Penggunaan kata kerja bahasa Arab “Alanna,” yang berarti “Kami melunakkan ,” dalam ayat 10 Surah Saba sangat bijaksana. Karena besi masih digambarkan sebagai lembut, atau lunak, meskipun secara fisik sangat keras. Ini berupa besi, yang dikenal sebagai “besi magnetik lunak” kerana sifat magnetik yang terutama digunakan dalam radar dan teknologi satelit. Besi lunak digunakan untuk memperkuat medan magnet dan dapat dibuka dan ditutup sesuai keinginan.

Angin diberitahu untuk meniup pada perintah-Nya …” seperti yang dikatakan Nabi Sulaiman (as) dalam ayat 36 dari Surah Shad, mungkin menjadi acuan untuk singal elektromagnetik yang ditransmisikan seperti yang diinginkan melalui udara untuk penggunaan besi lunak.

Sumber: http://www3.eramuslim.com/peradaban/quran-sunnah/radar-teknologi-terkini.htm

Fakta waktu dalam Al-Quran

 


Albert Einstein pada awal abad 20 berhasil menemukan teori relativitas waktu. Teori ini menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan. Waktu dapat berubah sesuai dengan keadaannya. Beberapa ayat dalam Alquran juga telah megisyaratkan adanya relativitas waktu ini, di antaranya dalam Alquran surat Al Hajj ayat 47, surat As Sajdah ayat 5 dan Alquran surat Al Ma’aarij ayat 4.

Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS Al Hajj: 47)

Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS As Sajdah:5)

Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS Al Ma’arij:4)

Beberapa ayat Alquran lainnya menjelaskan, manusia terkadang merasakan waktu secara berbeda, waktu yang singkat dapat terasa lama dan begitu juga sebaliknya.



Sumber: http://www3.eramuslim.com/peradaban/quran-sunnah/fakta-fakta-ilmiah-al-quran-terbukti.htm#.U1_Ysai8C6E

Topik Jari Manusia dalam Al-Quran

 


Setiap manusia memiliki ciri sidik jari yang unik dan berbeda antara satu orang dengan lainnya. Keunikan sidik jari baru ditemukan pada abad 19. Sebelum penemuan itu, sidik jari hanya dianggap sebagai lengkungan biasa yang tidak memiliki arti.
Alquran surat Al Qiyaamah ayat 3-4 menjelaskan tentang kekuasaan Allah untuk menyatukan kembali tulang belulang orang yang telah meninggal, bahkan Allah juga mampu menyusun kembali ujung-ujung jarinya dengan sempurna.

 
QS Al Qiyamah ayat 3-4:
Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya?
Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.
Sumber: http://www3.eramuslim.com/peradaban/quran-sunnah/fakta-fakta-ilmiah-al-quran-terbukti.htm#.U1_Ysai8C6E

Kejuruteraan Mekanikal dalam Al-Quran

Sumbangan Banu Musa terkandung di dalam buku Kitab Peranti (TheBooks of Artifices) yang telah disebut dahulu. Ibnu Sina pula walaupun beliau lebih terkenal dalam bidang perubatan dan pembedahan, namun beliau banyak memberi sumbangan yangmengagumkan dalam bidang mekanik. Di antara saranan Ibnu Sina ialah prinsip inersia yang terkandung di dalam kata- katanya yang berbunyi “tidak ada jasad yang mula bergerak atau berhenti dengan sendiri.” , “masa tidak boleh di bayangkan tanpa gerakan.” , “daya hanya boleh di sukat dalam sebutan kesan- kesannya.” , "dalam sesuatu mesin mudah, apa yang diperoleh dalam bentuk kuasa adalah kehilangan dalam kelajuannya.



Al -Khwarizmi pula tertarik kepada kerja-kerja amali tentang bagaimana dapat menentukan ketumpatan spesifik dan berat kegravitian (tarikan bumi) dan keapungan. Di antara pernyataan Khawarizmi yang berkaitan dengan hal ini ialah “berat ialah daya malar inheren tatkala sesuatu jasad tertarik ke pusat bumi” , “jasad-jasad yang mempunyai graviti sama ialah jasad-jasad yang bergerak didalam cecair dari titik tunggak melalui jarak yang sama dalam masa yang sama.

Teknologi yang mendapatkan tenaga dari udara dan air telah mendapat perhatian orang serata dunia dan ia merupakan "Penggerak Perdana” yang utama sehinggalah kuasa tenaga stim diperkenalkan semasa Revolusi Perindustrian. Antara contoh rekaan ialah jam air gajah, pam air dua silinder, pam air enam silinder selari, perangan jet stim. Ini jelas mengambarkan manusia pada zaman nabi juga mempunyai ilmu pengetahuan yang luas tentang ilmu dalam bidang teknologi dan ini seterusnya memberi manfaat kepada manusia sejagat.




Sumber: http://www.academia.edu/4634610/Peranan_AlQuran_dalam_Sains_dan_Teknologi

Pembentukan besi dalam Al-Quran

Firman Allah s.w.t : "Dan kami telah menurunkan besi, padanya ada kekuatanyang hebat serta berfungsi berbagai manfaat untuk manusia." (Surah Al-Hadid : 25) 
Terdapat satu surah di dalam Al-quran yang menggunakan nama logam iaitu SurahAl-Hadid yang bermaksud besi. Dalam Surah Al-Hadid ayat 25, Allah telah berfirman “waanzalnaalhadiid” yang boleh diterjemahkan “dan kami turunkan besi”.

Ayat ini memberi satu pertanyaan kepada kita umat manusia tentang asal usul besi.Sebenarnya, besi berasal dari langit yang tercipta daripada bintang-bintang melalui proses nukleosintesis. Ketika bintang-bintang itu mati (padam) lantaran kehabisan bahan bakar hidrogen(H) , besi itu (bersama-sama unsur lain) dihamburkan ke ruangangkasa. Unsur berat dalam alam semesta ialah dihasilkan oleh nuklid bintang besar .Sistem solar kita bagaimanapun tidak mempunyai struktur sesuai untuk menghasilkan besi baginya. Besi hanya dapat dihasilkan oleh bintang yang lebih besar daripada matahari iaitu suhunya mencecah berates juta celcius.

Apabila besi mencapai amaun melebihi peringkat tertentu dalam sebuah bintang, bintang ini tidak lagi dapat menampungnya dan akhirnya meletup dalam satu letupan yang dipanggil nova atau supernova. Hasil daripada letupan ini, meteor yang mengandungi besi berserakan keseluruh alam semesta dan mereka bergerak melalui ruang di angkasa sehingga ditarik oleh daya graviti sesuatu jasad di cakerawala.

Selain itu, elemen utama pada pusat bumi iaitu teras bumi yang berjejari 3470 km ialah besi (Fe) dengankandungannya 90% dan nikel (Ni) dan belerang (S). Fungsi utama besi di pusat bumi Allah telah jelaskan dalam ayat yang berbunyi “fiihiba'sunsyadiid ” (padanya ada kekuatan hebat). Besi di pusat bumi itu menimbulkan kekuatan yang hebat yang berupa magnet dan tarikan graviti.

Firman Allah selanjutnya pada Al hadiid (ayat 25) yang bermaksud serta berbagai manfaat untuk manusia. Manfaat yang perludisebutkan paling dahulu (sebab manusia sering lupa) ialah bahawa besi merupakan salah satu unsur yang membangun haemoglobin, protein dalan darah yang berfungsimengikat oksigen yang kita menghirupnya dari udara. Ketika oksigen masuk ke dalam paru-paru kita, oksigen itu segera ditangkap oleh besi dalam haemoglobin, kemudiandihantar oleh darah keseluruh tubuh kita untuk proses metabolisme. Jelas sekali Allah memelihara kelangsungan hidup kita melalui besi.

Sumber: http://www.academia.edu/4634610/Peranan_AlQuran_dalam_Sains_dan_Teknologi

Peranan Al-quran dalam teknologi

Terdapat banyak ayat Al-quran yang menyeru manusia supaya mengkaji dan menelitifenomena alam untuk memahami dan mendalami ilmu pengetahuan agar dapat membinasuatu tamadun yang sempurna.

Berdasarkan ayat di bawah jelas bahawa alam yangdiciptakan oleh Allah s.w.t tertakluk kepada hukum-hukum tertentu dan apa yang ada dilangit dan di bumi adalah hak Allah s.w.t untuk kemudahan dan kegunaan manusia sejagat.Islam tidak terbatas antara hubungan manusia dengan tuhan bahkan merangkumi semuaaspek kehidupan.
Allah berfirman yang bermaksud : “Tidakkah kamu perhatikan bahawa Allah memudahkan untuk kemudahan muapa yang ada di langit dan di bumi, dan telahmemudahkan untuk kegunaan kamu apa yang ada di langit dan di bumi, dan telahmelimpahkan kepada kamu nikmat-nikmat-Nya yang zahir dan batin. ”(Surah Luqman: 20) .
Oleh itu, kita seharusnya menjadikan Al-Quran sebagai panduan hidup kita kerana didalam Al-Quran telah tercatat segalanya yang berkaitan dengan hidup ataupun mati. Bidang kejuruteraan juga ada disebut di dalam Al-Quran. Ini telah melahirkan ramai tokoh-tokohIslam yang menjadikan Al-Quran sebagai panduan untuk mengkaji bidang kejuruteraansehingga mereka dapat mencipta peralatan yang berguna hingga kini.

Sumber: http://www.academia.edu/4634610/Peranan_AlQuran_dalam_Sains_dan_Teknologi

Definisi teknologi

Teknologi merupakan satu konsep yang luas dan mempunyai lebih daripada satu takrifan. Takrifan yang pertama ialah pembangunan dan penggunaan alatan, mesin, bahan dan proses untuk menyelesaikan masalah manusia.Perkataan technology berasal dari perkataan Greek τεχνολογία (technología); dari τέχνη (téchnē), yang bermaksud "seni, kemahiran, rekaan", dan -λογία (-logía), yang bermaksud "pembelajaran, kajian". 

Istilah ini boleh digunapakai samada secara umum atau dalam bidang tertentu: contohnya technologi pembinaan, teknologi perubatan, dan teknologi maklumat. Istilah teknologi selalunya berkait rapat dengan rekaan dan gadget menggunakan prinsip sains dan proses terkini. Namun, rekaan lama seperti tayar masih menunjukkan teknologi. 

Maksud yang kedua digunakan dalam bidang ekonomi, yang mana teknologi dilihat sebagai tahap pengetahuan semasa dalam menggabungkan sumber bagi menghasilkan produk yang dikehendaki. Oleh itu, teknologi akan berubah apabila pengetahuan teknikal kita berubah. 

 Sumber: http://ms.wikipedia.org/wiki/Teknologi

Biodata

Ahli kumpulan:
Asma Mahfuzah Binti Mohd Hamid U2

Sunday, April 27, 2014



      Sesungguhnya Al Quran merupakan kitab mukjizat yang sangat hebat dan mempunyai pelbagai khazanah agung yang masih belum dapat diterokai oleh manusia. Sehingga kini, pelbagai tafsiran, kupasan, perbahasan dan kajian yang dilakukan oleh ulama, Cendiakawan  dan para ilmuan, sama ada dari kalangan orang-orang Islam ataupun bukan Islam terhadap Al Quran, tetapi sehingga kini tiada tanda-tanda yang menunjukkan kajian itu akan berakhir. Lazimnya, kajian tentang Al Quran ini melibatkan cara penggunaan bahasa dalam struktur perkataan dan penggunaan sesuatu ayat, fakta-fakta sejarah yang dikemukakan walaupun tidak dinyatakan tarikhnya, fakta biologi yang melibatkan kejadian manusia, haiwan, tumbuh-tumbuhan dan kehidupan seni, fakta sains yang melibatkan kejadian alam, perubahan siang dan malam, pergerakan bumi, pancaran cahaya matahari, cahaya bulan, kerlipan bintang dan lain-lain lagi, di mana kajian yang dilakukan itu masih belum ada tanda-tanda titik noktahnya. Isi kandungan Al Quran yang tidak pernah berubah sejak ianya diturunkan dan saranannya sentiasa relevan dengan setiap peralihan zaman menyebabkan para pengkaji semakin ghairah untuk menerokai khazanah yang masih belum ditemui.  Ketika Al Quran diturunkan pada kurun keenam Masehi, di sana belum terdapat kajian yang mendalam dan masyarakat ketika itu tidak mengetahui mengenai ilmu sains dan teknologi. Kajian mengenai pelbagai rahsia kejadian alam bermula pada kurun kesembilan dan rumusan dalam kajian tersebut menepati maklumat yang dikemukakan Al Quran. Penemuan baru sains dan teknologi pada hari ini yang berasaskan kepada sumber Al Quran adalah bukti yang paling nyata bahawa setiap ayat dan susunan perkataannya mengandungi hikmah dan rahsia tersendiri mukjizat dari Allah Ta’ala:

الر  تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْحَكِيمِ


Maksudnya: “Alif, Lam Raa' ini adalah ayat-ayat Kitab (Al-Quran) yang mengandungi hikmah-hikmah (kebenaran yang tetap teguh)” (Yunus: 1).

   Sesungguhnya khazanah ilmu yang terdapat dalam Al Quran mendahului zaman memandangkan fakta sains dan teknologi yang ada di dalamnya adalah terbukti benar. Di antara Cendiakawan  yang terkenal terlibat dalam kajian sains dan teknologi Al Quran ialah Ibn Sina terkenal dalam dunia perubatan sehingga kitabnya ‘Al Qanun Fi Al Tibb’ telah diterbitkan di Rom pada tahun 1593 sebelum dialih-bahasa ke dalam Bahasa Inggeris dengan judul ‘Precepts of Medicine’. Tidak sampai seratus tahun, kitab itu telah dicetak ke dalam lima belas bahasa dan pada abad ketujuh belas, kitab tersebut telah dijadikan sebagai bahan rujukan asas di universiti-universiti di Itali dan Perancis  malah sehingga abad kesembilan belas, kitab itu masih diulang cetak dan digunakan oleh para pelajar perubatan. Al Zahrawi dikenali sebagai ‘bapa pembedahan Islam’ dan beliau mengemukakan kaedah pembedahan dalam kitabnya ‘Al Maqalah Fi Amali ‘Ala Fanni Al Jarahah’ dan kitab ensklopedianya ‘Al Tasrif liman ‘Ajaza Ani Al Ta’lif’ yang menyatakan tentang kedoktoran, pembedahan dan perubatan mengenai pembidanan, pembedahan mata, telinga dan gigi. Ibn Haitham terkenal dalam bidang optik,  beliau telah berjaya mengilatkan kanta bagi membuat mikroskop dan membuat kesimpulan bahawa pembesaran kanta berkait rapat dengan kadar kecembunganya. Al Khawarizmi dikenali sebagai bapa algebra terkenal dalam bidang matematik, beliau menghasilkan buku pertama di dalam algebra yang dinamakan ‘Aljabar Wa Al Muqabalah’ mengandungi himpunan pengetahuan yang membolehkan terbentuknya algebra. Al Biruni terkenal dalam bidang astronomi dan beliau menulis sebuah kitab ‘Rasa'l Al Biruni’ sebuah ensiklopedia astronomi dan matematik, kejayaannya yang terpenting ialah menentukan musim dan pasang sudut air laut, menentukan kedudukan garis lintang dan garis bujur bumi, mencipta jam dan kalendar, mencipta rumus trigonometri dan mencipta alat menyukat ketumpatan. 






       “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang mencipta sekalian mahluk, Ia menciptakan manusia daripada sebuku darah beku.
Bacalah dan Tuhanmu yang Maha Pemurah: yang mengajar manusia melalui pena dan tulisan. Ia mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya,” (al-Alaq: 1-5).
Galakan untuk mencapai kejayaan dalam bidang sains, teknologi dan intelektual terus dipacu semasa zaman kegemilangan islam.



http://hairilhazlan.com/wp-content/uploads/2011/01/al-Quran.jpg


Dengan berbekalkan teori serta pengatahuan yang terdapat dalam al-Quran, cendiakawan Islam menjalankan kajian demi kajian sehingga mencapai tamadun yang gemilang terutamanya dalam bidang sains dan teknologi.

  Pada ayat2 al-Quran diturunkan, tidak siapa jelas mengenai makna yang tersirat di dalamnya. Misalnya surah Yunus dalam ayat 61 dalam al-Quran yang menerangkan mengenai atom benda yang kecil manakala dalam ayat 80 surah Yasin membincangkan mengenai atom adalah benda terkecil.
Cendiakawan Islam yang mengkaji al-Quran menggunakan maklumat berkenaan bagi meneroka ilmu sains sehingga mencapai zaman kegemilangan tamadun islam ada abad ketujuh hijrah. Ketika itu umat islam mula menunjukkan minat kearah mengkaji dan mempelajari ilmu pengatahuan terutama dalam bidang sains dan teknologi.


http://hairilhazlan.com/wp-content/uploads/2011/01/minda-e1295786558396.jpg


Sesungguhnya ilmu yang digali di dalam al-Quran mendahului zamannya memandangkan fakta sains yang dibawa terbukti benar. Sehinggalah menjelang abad kesembilan Hijrah, semakin banyak fakta di dalam al-Quran semakin menyakinkan sehingga kegemilangan sains dan teknologi dalam tamadun semakin bersinar.
Ketika itu nama2 ilmuan dan saintis Islam seperti Ibnu Sina yang terkenal dalam dunia perubatan sehingga bukunya masih digunakan sebagai rujukan sehingga kini, Ibnu Haitam dalam bidang optik al-Khawarizmi cendiakawan terkenal dalam bidang matematik dan al-Biruni dalam bidang astronomi banyak membantu dalam kemajuan sains dan teknologi sehingga kini.
       Bagaimanapun nama mereka seakan tenggelam dan semakin hilang dengan nama2 Barat seperti Isacc Newton, Charles Darwin, Aristotle, Leonardo da Vinci dan Galilieo Galilie. Malah sebenarnya Ibnu Haitam lebih dahulu menemui teori graviti sebelum Isacc Newton menjadikan sebagai teori.
Jika sejarah mengatakan Wilbur Wright dan Oliver Wright merupakan manusia pertama memperkenalkan konsep penerbangan tetapi sebenarnya Ibnu Firnas bukan sahaja telah meneroka konsep berkenaan tetapi juga menjalankan kajian mengenai cakerawala 600 tahun sebelum Leonardo da Vinci.





http://hairilhazlan.com/wp-content/uploads/2011/01/ilmuwan-islam-e1295786704352.jpg


   Bukan sahaja itu, cendiakawan islam juga terkenal dalam pelbagai ciptaan dan inovasi termasuk menghasilkan ubat bedil, penggunaan angka sifar dalam matematik dan proses penyulingan bagi memisahkan benda asing dalam campuran cecair.
Cendiakawan Islam juga terlibat membina balai cerap untuk mengkaji bintang, peta, glob, kincir air dan angin, bangunan pengisar bijirin serta kereta perisai.
Amat malang kegemilangan tamadun Islam tidak terus bersinar tetapi terus malap dan padam ketika berakhirnya pemerintahan kerajaan Abbasiyah.
Ketika itu pelbagai maklumat dan penemuan penting juga dikatakan hilang semasa Perang Salib. Malah mereka seolah-olah cuba menafikan kegemilangan cendiakawan Islam dengan menukarkan nama saintis Muslim dengan pelbagai nama. Antaranya Ibnu Sina kepada Avicenna, al-Biruni kepada Alberuni, al-Battani kepada Albetagnius, Ibnu Haitam kepada Alhazen, al-Khindi kepada Alkindus dan Ibnu Rushd kepada Averroes.

    Tidak dapat dinafikan kajian serta perkembangan ilmu pengatahuan terutama dalam bidang sains dan teknologi tidak lagi didominasi umat islam.
Malah zaman kegemilangan ilmu pada tamadun Islam kini sekadar mampu dikenang dan dibanggakan pencapaiannya. Kini manusia termasuk umat Islam lebih mengenali ilmuan Barat dalam pelbagai bidang.
Dari segi definasi “Teknologi” ianya membawa maksud “aktiviti atau kajian yang menggunakan pengetahuan sains utk tujuan praktis dlm industri, pertanian, perubatan,perniagaan, dan lain2, sains gunaansementara islam adalahtunduk dan patuh pada perintah Allahkedua-dua istilah itu di rujuk pada kamus dewan bahasa dan pustaka.

http://hairilhazlan.com/wp-content/uploads/2010/07/3d-digital-cyborg-technology.jpg


Teknologi adalah perkataan yang berasal dari barat dan membawa maksud aplikasi Sains secara praktikal atau mekanikal terhadap industri atau kehidupan. Walaubagaimanapun teknologi atau ciptaan alat2 teknologi telah sekaligus dikaitkan dengan tamadun barat sehinggakan umat Islam telah terterap di dalam pemikiran mereka bahawa teknologi dan permodenan bererti penerapan nilai-nilai barat berserta cara hidupnya.
Ini dapat kita memperhatikan sendiri bagaimana negara2 Muslim berlumba-lumba untuk meningkatkan taraf pencapaian teknologi masing2 seperti teknologi nuklear di Pakistan  dan sebagainya tanpa benar-benar memahami apakah tujuan teknologi tersebut. Perbahasan tentang teknologi dan permodenan seringkali di kaitkan dengan idea2 seperti demokrasi, kebebasan hidup (freedom) dan free-market ekonomi hinggakan kita sering mendengar ucapan2 seperti untuk menjadi sebuah negara maju dan berteknologi, kita perlu berdemokrasi.”
Maka, teknologi dan tamadun terutama sekali tamadun barat sering disatukan dan seakan-akan tidak boleh dipisahkan lagi. Ini menimbulkan suatu kekeliruan di dalam pemikiran umat Islam tentang soal teknologi dan Islam. Jika teknologi bererti tamadun dan nilai2 barat ataupun tamadun barat berserta nilai-nilainyalah yang menghasilkan teknologi maka, bolehkah umat Islam menerima dan mengambil teknologi? Ini mengakibatkan umat Islam berpecah kepada dua kumpulan iaitu, kumpulan pertama yang berpendapat bahawa umat Islam perlu maju dan mengikut arus perubahan maka, kita perlu berteknologi dan sekaligus memeluk cara hidup barat berserta idea-ideanya dan idea2 barat tidak bertentangan dengan Islam. Kumpulan yang kedua pula berpendapat bahawa idea2 barat memang bertentangan dengan Islam, oleh kerana itu segala apa yang datangnya daripada barat adalah salah dan bid’ah termasuk teknologinya.
Jika kita mendalami persoalan ini, kita akan melihat bahawa kedua-dua pendapat ini adalah bertentangan dengan realiti yang sebenarnya. Ini ialah kerana teknologi dan tamadun/nilai2 barat bukanlah dua perkara dalam satu yang tidak boleh diasingkan lagi malah, kedua-duanya merupakan perkara yang berasingan. Teknologi merupakan ciptaan barang2 material dan fizikal yang tidak boleh dikaitkan dengan sesuatu tamadun, dalam kata lain ianya adalah madaniyyah (bahan material civilization) yang bersifat universal contohnya alat2 dapur seperti gas cooker, microwave ataupun alat2 komputer, televisyen, mesin jenerator dan alat-alat perang seperti kereta kebal, roket dan sebagainya. Semua alat2 tersebut adalah ciptaan fizikal yang tidak terikat kepada mana2  tamadun. Ini jelas sekali kerana tiada sesiapapun yang boleh mengaku bahawa sebuah microwave adalah terikat kepada tamadun barat atau menjadi lambang cara hidup barat. Ini berbeza dengan alat2 materi seperti lambang salib yang sememangnya terikat kepada idea Kristianiti ataupun patung2 yang terikat kepada kebebasan menunjuk aurat seperti patung2 ukiran zaman renaissance.

http://hairilhazlan.com/wp-content/uploads/2010/07/Futuristic_Technology_Backgroud-e1278401258696.jpg


Umat Islam perlu membezakan di antara teknologi (madaniyyah) yang dicipta oleh ahli sains dan teknologi barat dengan tamadun barat itu sendiri. Ini ialah kerana tamadun barat bukan sekadar pencapaian teknologi dan ciptaan alat2 materi tetapi tamadun (hadarah) barat bererti nilai-nilai atau idea2 yang datangnya dari pemikiran, cara hidup dan ideologi barat, kapitalisme. Maka, idea2 seperti demokrasi (iaitu manusialah yang berhak mencipta hukuman), women’s liberation dan freedom semuanya berasal dari tamadun/hadarah barat yang bertentangan dengan Islam dan nilai2 Islam. Jika perbezaan ini tidak difahami oleh umat Islam, maka ianya akan membawa kesan buruk terhadap kehidupan umat Islam malah, seluruh manusia yang menganuti hadarah barat sebagaimana yang kita perhatikan di negara2 barat itu sendiri.

    Teknologi perlu difahami sebagai bahan2 material yang bersifat universal dan boleh dicipta dan digunakan oleh sesiapa sahaja sama ada Islam atau kafir tetapi apa yang penting ialah tujuan kegunaannya dan tujuan penciptaannya yang ditentukan oleh idea2 yang dipegang oleh sesebuah masyarakat. Sebagai contoh, komputer merupakan alat teknologi yang tidak ada baik atau buruknya dan tidak terikat kepada mana2 tamadun tetapi ianya boleh digunakan untuk perkara2 sumbang seperti ponorgraphy akibat daripada idea barat seperti ‘freedom’ dan keghairahan nafsu sebaliknya komputer boleh pula digunakan untuk jalan berda’wah dan menyampaikan risalah Islam. Contoh lainnya seperti kegunaan teknologi dalam perang, alat2 perang boleh digunakan untuk membunuh rakyat sesebuah negara mengikut idea2 koloniasasi atau nasionalisme hinggakan kita lihat bagaimana umat Islam berperang sesama sendiri ataupun ianya boleh digunakan dalam berjihad iaitu berperang untuk menegakkan Islam sebagaimana yang disarankan di dalam Al Qur’an di dalam surah 8:60

 “Dan sediakanlah untuk menentang mereka (musuh yang menceroboh) segala jenis kekuatan yang dapat kamu sediakan dan dari pasukan-pasukan berkuda yang lengkap sedia, untuk menggerunkan dengan persediaan itu musuh Allah dan musuh kamu serta musuh-musuh yang lain dari mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Dan apa sahaja yang kamu belanjakan pada jalan Allah akan disempurnakan balasannya kepada kamu, dan kamu tidak akan dianiaya.” (An Anfal:60)


http://hairilhazlan.com/wp-content/uploads/2010/07/ilmuan-islam.jpg

   Di dalam Islam, memang tidak ada kekeliruan tentang kedudukan teknologi atau ciptaan barang2 material. Ini dapat kita saksikan sendiri di zaman Rasullullah s.a.w dan khilafah Islam setelah zaman baginda. Rasullullah s.a.w pernah mengambil teknologi perang Persia semasa Perang Khandak di mana beliau berserta sahabah menggali parit mengelilingi kota Medina sebagai benteng pertahanan. Kita juga melihat ciptaan meriam pertama di zaman Khalifah Muhammad Al Fatih sewaktu penaklukan kota Constantinople. Malah Sains dan Teknologi merupakan bidang yang amat maju di zaman Khilafah Islam. Al-Qur’an banyak menyarankan supaya umat Islam bergiat menggunakan segala ciptaan Allah s.w.t untuk kegunaan mereka di dalam kehidupan seharian. Allah s.w.t berfirman

“Tidakkah kamu memperhatikan bahawa Allah telah memudahkan untuk kegunaan
kamu apa yang ada di langit dan yang ada di bumi, dan telah melimpahkan kepada kami
nikmat-nimatNya yang zahir dan yang batin? ” (Luqman:20 )


“Allah jualah yang menciptakan langit dan bumi, dan menurunkan hujan dari langit lalu mengeluarkan dengan air hujan itu buah-buahan untuk menjadi makanan bagi kamu; dan Ia yang memberi kemudahan kepada kamu menggunakan kapal-kapal untuk belayar di laut dengan perintahNya, juga yang memudahkan sungai-sungai untuk kamu (mengambil manfaat darinya)”. (Ibrahim: 32)

Katakanlah (wahai Muhammad): “Siapakah yang (berani) mengharamkan perhiasan Allah yang telah dikeluarkanNya untuk hamba-hambaNya, dan demikian juga benda-benda yang baik lagi halal dari rezeki yang dikurniakanNya?” Katakanlah: “Semuanya itu ialah (nikmat-nikmat) untuk orang-orang yang beriman (dan juga yang tidak beriman) dalam kehidupan dunia; (nikmat-nikmat itu pula) hanya tertentu (bagi
orang-orang yang beriman sahaja) pada hari kiamat”. Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat keterangan Kami satu persatu bagi orang-orang yang (mahu) mengetahui. (Al-A’raaf:32)


   Ini sekaligus membantah pendapat sesetengah orang yang menyangkakan bahawa Islam itu ‘kuno’ dan tamadun Islam serta cara hidup Islam bererti tamadun unta.
Walau bagaimanapun ianya amat penting bagi umat Islam supaya memahami bahawa kegunaan alat2 teknologi tersebut adalah tertakluk kepada Syariah dan hukum Islam. Tujuan ciptaan dan kegunaan alat2 material mestilah berasal dan mengikut hadarah (idea2) Islam dan objektif Islam. Ini ialah kerana Islam mempunyai idea2 tersendiri yang bertentangan dengan hadarah barat. Ini juga memberi erti bahawa ukuran sesebuah negara maju bukanlah tertakluk kepada pencapaian teknologinya.
Kita juga tidak boleh membuat kesimpulan bahawa disebabkan teknologi berasal daripada negara2 barat, maka kita perlu meniru cara hidup barat dan ideologinya untuk menjadi sebuah negara yang berteknologi. Kita perlu mengingati sejarah bahawa negara Khilafah Islam merupakan negara yang termaju malah merupakan sebuah ‘superpower’ semenjak zaman Rasullullah s.a.w hinggakan zaman Khilafah Uthmaniyyah di Turki. Oleh itu, umat Islam tidak boleh lagi memegang kepada prinsip bahawa teknologi serta tamadun barat adalah merupakan suatu pakatan hinggakan umat Islam perlu meniru tamadun barat untuk mencapai kemajuan.


http://hairilhazlan.com/wp-content/uploads/2010/07/Al-Jazari_automatic_clock-e1278401338725.jpg

Tamadun apa sekalipun sama ada barat ataupun timur yang bertentangan dengan hadarah Islam perlu dihapuskan dari pemikiran dan hati umat Islam. Sebaliknya kita perlu kembali kepada hadarah Islam di dalam pemikiran, perbuatan, perasaan serta struktur masyarakat kita.
Dan sesiapa yang mencari ugama selain ugama Islam, maka tidak akan diterima daripadanya, dan ia pada hari akhirat kelak dari orang-orang yang rugi. (Al- Imran:85)